Tuesday, March 31, 2020

Bekerja dari Rumah atau Work From Home Ternyata…


Assalamualaikum…Kawan-kawan..! Kalian #dirumahaja kan? Bekerja Dari Rumah atau BDR yang bahasa Inggrisnya Work From Home atau WFH. Sama seperti Penulis Jadul sekarang. Berusaha berada di rumah saja. Menahan diri untuk keluar rumah, kecuali penting banget dan tak bisa ditunda lagi.
----------------------------------------------------------------------------------------

Ketika pertama kali ditemukan kasus virus Corona di Wuhan, Cina akhir tahun lalu, kita masih santai. Karena mikirnya, jauh ini. Walaupun banyak WNI yang tinggal di sana, kebanyakan mahasiswa harus dievakuasi dari sana. Alhamdulillah, semuanya sehat wal afiat.
Tapi kemudian virus ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia kasus pertama diumumkan awal Maret. Sejak itu mulai heboh. Berita yang tersebar simpang siur. Ada yang fakta tapi lebih banyak yang hoax. Seruan untuk Bekerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, dan Beribadah dari Rumah mulai dikumandangkan. Salah satunya disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menjadi atasan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Secara tertulis seruan ini tertuang dalam surat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang ditandatangani Sekretaris Jenderal tertanggal 15 Maret 2020 nomor 36603/A.A5/OT/2020 tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Surat ini kemudian ditindaklajuti Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah melalui surat nomor 3699/C/KP/2020 tanggal 19 Maret 2020 tentang Prosedur Pelaksanaan Tugas Pegawai Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen dalam rangka Pencegahan  Penyebaran Corona  Virus Disease (COVID-19).

Surat inilah yang kemudian disosialisasikan, Jumat (20/03), oleh Kepala LPMP Kalsel, Drs. Nuryanto, M.Pd dengan mengundang seluruh ASN LPMP Kalsel. Tujuannya agar seluruh ASN memahami prosedur bagi pegawai yang bekerja dari rumah terkait pencegahan penyebaran COVID-19. Dalam sosialisasi ini, disepakati sebagian pegawai bekerja di rumah (WFH), sebagian lagi tetap bekerja di kantor secara bergiliran.
Pada saat itu Kalimantan Selatan masih berstatus siaga darurat. Belum ada yang dikonfirmasi positif COVID-19, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 5 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 123 orang, dan meninggal 1 orang PDP.
Namun Senin (23/03) terjadi perubahan situasi dan kondisi secara drastis. Satu PDP dinyatakan positif COVID-19. Status Kalsel meningkat jadi tanggap darurat. Jumlah ODP melonjak karena ternyata mobilitas pasien positif COVID-19 ini sangat tinggi selama 14 hari terakhir. Kota Banjarbaru berubah jadi zona merah dengan jumlah ODP terbanyak. Maka diputuskan semua ASN bekerja dari rumah (WFH) mulai Selasa (24/03). Tapi tidak menutup kemungkinan pegawai bekerja di kantor untuk pekerjaan yang tidak bisa mereka lakukan di rumah. Bila pekerjaan itu bisa dilakukan di rumah, mereka disarankan untuk bekerja di rumah. Sementara untuk Pegawai Tidak Tetap (PTT) diatur jadwal mereka bekerja di rumah dan di kantor secara bergiliran.

Agar tidak mengurangi kinerja pegawai, Urusan Kepegawaian sebelumnya sudah menerangkan Prosedur Bekerja dari Rumah dengan mengisi presensi datang dan pulang serta hasil kerja melalui tautan yang sudah disediakan. Pegawai juga diwajibkan mengisi log harian di SKP online setiap hari.

Setelah seminggu, diumumkan lagi oleh Kasubbag Umum melalui grup WA bahwa BDR diperpanjang sampai 4 April 2020. Bahkan pegawai yang masih bekerja di kantor untuk BDR juga dan tetap beraktivitas di rumah kecuali untuk hal-hal yang krusial.
Berarti, sudah seminggu kami BDR. Awal-awal, diumumkan BDR memang kedengarannya menyenangkan tidak harus buru-buru ke kantor setiap pagi. Tapi lama-lama di rumah, tantangan mulai muncul. Apakah itu…? Tentu saja kebosanan. Hehehe… Sudah melakukan macam-macam.  Dari nonton drakor, baca webtoon, dan lain-lain. Akhirnya…. Bosan juga. Godaan untuk keluar rumah, semakin besar.

Tapi kembali lagi berpikiran jernih. Melawan kebosanan pasti jauh lebih mudah daripada berjibaku melawan virus sebagaimana yang dilakukan petugas medis. Bekerja dari rumah dengan tetap menerima gajih tentu lebih baik dari mereka yang kehilangan sumber penghasilan karena penyebaran virus ini.
Harus bisa melawan ego demi kemaslahatan orang banyak. Bagaimanapun, kita tidak mau menyesal kemudian hari. Entah karena tertular ataupun menularkan virus mematikan ini kepada orang lain. Kita harus berjuang dan berusaha semampu kita. Ayo kawan #dirumahaja sampai wabah ini berlalu dan kehidupan berjalan normal seperti semula. Aamiin YRA….
Silakan nonton videonya di

Follow juga akun media sosial Instagram, FB, Twitter, Wattpad, plukme, inspirasi , dan lain-lain

Wednesday, March 18, 2020

Bukan Nobar tapi Nosen All England 2020


Bukan karena heboh Virus Covid 19 alias Corona makanya tidak nobar atau nonton bareng Final All England 2020 yang disiarkan langsung TVRI, Minggu (15/03). Tapi karena kebetulan saja, lagi sendirian di rumah jadi nosen alias nonton sendirian. Daripada iseng, sambil nonton kadang-kadang direkam buat dikirim lewat WA. Pasalnya, ada teman yang katanya tidak bisa nonton TVRI.
-----------------------------------------------------------------------------------

Setelah All England usai dengan hasil yang sudah diketahui orang banyak, terutama badminton lover, banyak simpanan rekaman. Tadinya mau dihapus saja, daripada menuh-menuhin memori hape. Tapi pikir-pikir sayang juga. Bagaimana kalau dibuat konten Youtube?
Oh, iya…! Bukannya pengen jadi toutuber tapi bingung mau diisi konten apa? Kalo diisi konten bulutangkis, pasti banyak yang nonton. Kan penggemar bulutangkis bejibun. Penulis Jadul aja kebanyakan yang ditonton di Youtube adalah bulutangkis. Channel yang disubcribe juga kebanyakan bulutangkis.

Maka mulailah mengedit kumpulan foto dan video yang ada. Tapi hasilnya kok miris, ya? Hehehe… Hape yang merekam dan memotret seadanya. Ga bagus-bagus amat. Diedit dengan aplikasi seadanya, movie maker yang kebetulan sudah ada di windows dengan kemampuan editor yang juga menyedihkan.
Waduh, siapa yang mau nonton konten video beginian?
Tapi … Gak usah dipikirlah masalah ada yang mau nonton atau tidak. Yang penting sudah usaha, sudah berkarya, dan anggaplah itu proses belajar. Ya, gak?
Menurut kalian bagaimana? Sudah cocok jadi youtuber amatiran? Hehehe…
Follow juga aku Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

Tuesday, March 17, 2020

‘A Taxi Driver’, Si Pejuang Kebenaran


Tahu film ini bagus karena dipuji seorang blogger yang mereview film ‘Parasite’. Katanya, kebetulan aktor utama kedua film ini sama. Jadi berniat mencari laman yang menyajikan streaming film ini. Eh, belum sempat nyari-nyari, gak tahunya, Minggu (15/03) lalu ditayangkan di Trans 7. Pucuk di cinta ulam tiba.
 --------------------------------------------------------------------


Ketika nonton filmnya, seketika langsung setuju mengapa banyak dipuji. Penulis Jadul juga setuju filmnya bagus. Alasannya mungkin subyektif. Karena film ini menceritakan perjuangan seorang jurnalis televisi untuk memberita kebenaran dibantu seorang supir taksi. Yang pernah menjadi jurnalis, pasti setuju film ini bagus.
Jadi, dikisahkanlah seorang pengemudi taksi bernama Kim Man Suk. Seorang duda yang tinggal bersama putrinya yang masih bocah, Eun Jung. Hidup mereka cukup sulit. Demi mendapatkan uang lebih untuk membayar sewa rumah, Man Suk menyalip penumpang pengemudi taksi lain yang sudah dipesan.
Penumpangnya adalah orang asing berkebangsaan Jerman, Jurgen Hinzpeter yang ingin diantar ke Gwang Ju. Si penumpang mengira yang menjemputnya adalah supir taksi yang sudah dia pesan sebelumnya, dan mengetahui resiko yang akan dihadapi. Padahal Man Suk sama sekali tidak menyadarinya.
Dia terheran-heran ketika jalan menuju Gwang Ju ditutup dan dijaga tentara. Semula Man Suk hendak kembali ke Seoul, tapi Jurgen yang berkeras mengancam tidak akan membayarnya. Man Suk berusaha mencari jalan lain yang ternyata juga ditutup, Mereka bisa masuk dengan mengelabui penjaga.
Memasuki Kota Gwang Ju, Man Suk baru sadar apa yang dihadapinya. Demonstrasi besar-besaran yang dimotori mahasiswa yang menuntut demokrasi dari pemerintah rezim militer. Apalagi dia mengetahui, pria asing yang dibawanya adalah seorang Jurnalis. Ketika bertemu sekelompok mahasiswa pengunjuk rasa, dia langsung ikut mobil mereka untuk melakukan wawancara. Para mahasiswa itu pun menyambutnya. Beruntung, salah satu mahasiswa bernama Gu Jae Sik, bisa berbahasa Inggris.
Sebenarnya Man Suk sudah berusaha menghindari situasi tersebut. Tapi ketika seorang nenek minta tolong untuk diantar ke rumah sakit, dia tak bisa menolak. Akhirnya di rumah sakit, dia bertemu lagi dengan para mahasiswa dan Jurgen. Sempat terjadi pertengkaran di antar mereka, karena Jurgen mengira Man Suk sengaja melarikan tasnya yang tertinggal di taksi. Bukan cuma para mahasiswa, Hwang Tae Sol, ketua pengemudi taksi lokal juga ikut menyalahkan Man Suk.

Demi membuktikan dia tidak berniat mencuri, Man Suk lanjut mengantarkan Jurgen ke pusat kota di mana demontrasi terkonsentrasi. Di sana dia melihat sendiri, tentara dengan refresif menembaki para demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan warga yang tidak bersenjata.
Melihat ada wartawan asing di tengah pengunjuk rasa, para tentara mengejar mereka. Tujuannya merebut kamera Jurgen agar berita tentang kondisi Gwang Ju sebenarnya tidak tersebar. Jae Sik rela mengorbankan dirinya agar kebenaran bisa didengar dunia. Man Suk sendiri hampir kehilangan nyawanya bila tidak ditolong Hwang Tae Sol.
Man Suk tak bisa kembali ke Seoul karena taksinya rusak. Bermalam di rumah Tae Sol membuat Jurgen dan Man Suk semakin mengetahui betapa mencekamnya Gwang Ju. Berkat bantuan Hwang Tae Sol,  taksi Mansuk bisa diperbaiki. Taksi tersebut berubah warna agar tidak dikenali sebagai taksi Seoul yang menyusup ke Gwang Ju, sehingga bisa kembali dengan aman.
Tapi sesampai di pinggir kota, Man Suk akhirnya kembali ke Gwang Ju menjemput Jurgen. Dia bertekat membantu Jurgen sampai mengantarkannya ke bandara agar kebenaran tentang Gwang Ju diketahui dunia.
Selanjutnya bagaimana…? Kalian yang nonton tahu sendiri lah, ya…!
Yang menarik, cerita ini berdasarkan kisah nyata Jurgen Hinzpeter yang berhasil mendapat penghargaan jurnalisme karena liputannya di Gwang Ju. Namun Jurgen sendiri mengakui, dia tidak akan berhasil tanpa bantuan Kim Man Suk, seorang pengemudi taksi yang sangat berani.
Gara-gara film ini, jadi searching tentang peristiwa di Gwang Ju tahun 1980. Gak nyangka, ternyata Korea pernah punya sejarah kelam seperti itu. Jadi ingat sejarah kelam yang juga pernah dialami negeri ini. Jadi ingat Jumat Kelabu di Banjarmasin tanggal 23 Mei 1997. Semoga jadi pelajaran untuk tidak terulang lagi.
Sutradara : Jang Hoon
Penulis : Eom Yu Na
Pemain :
Song Kang Ho sebagai Kim Man Suk
Thomas Kretcsmann sebagai Jurgen Hinzpeter
Yoo Hae Jin sebagai Hwang Tae Sool
Ryu Jun Yeol sebagai Gu Jae Sik
Yoo Eun Mi sebagai Eun Jeong

Sumber/ foto
Remake Trans7
Kunjungi, tonton, like, komen, dan subribe juga di channel youtube
Follow Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

Barakallahi Fii Umrik, Pak Nur


Hari ini, tidak seperti biasa usai apel pagi, kami --- karyawan LPMP Kalsel tidak bubar jalan, tapi tetap bertahan. Mikropon diambil alih Kaubbag Umum untuk diserahkan kepada Nurul Amini yang menjadi pembawa acara. Meskipun tidak pas pada tanggalnya, yakni tanggal 16 Maret kemarin, tapi kami masih ingin merayakan Ulang Tahun Pak Nuryanto, Kepala LPMP Kalsel.
-----------------------------------------------------------------------------------

Jadi diiringi lagu Selamat Ulang Tahun dari Jamrud, Pak Nur --- begitu biasa beliau dipanggil,  dipersilakan memasuki lobby kantor diikuti pegawai lain. Di sana sudah disiapkan seperangkat nasi tumpeng yang bertuliskan ‘Selamat Ulang Tahun Pak Nur.
Mewakili seluruh pegawai, Nurul mengucapkan selamat ulang tahun berikut doa terbaik untuk Kepala LPMP yang pindah tugas ke Kalsel dari Jambi sejak akhir tahun 2017 lalu ini. Diharapkannya, momen ini menjadi kenangan terbaik yang akan selalu diingat, karena tinggal beberapa hari lagi beliau akan memasuki masa pensiun.
Menanggapi hal ini, Nuryanto tidak bisa menyembunyikan perasaan haru.  Dengan suara serak, dihaturkannya kepada seluruh pegawai karena dia tidak mengharap ulang tahunnya akan dirayakan seperti ini.
“Sebenarnya, saya ingin lebih lama lagi di sini, berkumpul dan bekerja sama di LPMP Kalsel ini, dan berbuat lebih banyak lagi,” ungkapnya karena menyadari kebersamaan mereka tinggal hitungan hari karena awal April mendatang sudah akan memasuki masa pensiun.

Suasana haru makin terasa ketika Sayyid Lukmanul Hakim diminta membacakan doa dalam acara ini. Sebelumnya, Lukman mengakui, selama Pak Nur bertugas di Kalsel telah memberi banyak pelajaran kepada pegawainya, masalah kedisiplinan dan lain-lain.
Selesai doa, Nuryanto diminta untuk memotong tumpeng ulang tahun yang telah disediakan. Potongan tumpeng diberikannya kepada Abdul Rasyid, pegawai LPMP yang juga akan pensiun tahun ini seperti dirinya. Setelah itu, pegawai lainnya diberikan kesempatan untuk mengucapkan selamat dan menikmati hidangan berupa pundut nasi, kuliner khas Kalsel serta mencicipi tumpeng.


Barakallah fii umrik, Pak Nuryanto.  Semoga pian panjang umur, disehatkan badan, dan tetap berkarya di masa pensiun pian dan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Doakan juga kami semua agar tetap bisa menjalankan amanah sebagai ASN yang baik dan tertanggung jawab sehingga mendapatkan hidup yang berkah dan diridhoi Allah SWT. Aamiin… Amiin…Amiin Ya Rabbal Aalamiin…
Coba tonton videonya di

Menurut kalian bagaimana? Sudah cocok jadi youtuber mukbang? Hehehe…
Follow juga aku Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

Thursday, March 12, 2020

Ironi dalam ‘Parasite’


Film Korea ini banyak mendapat penghargaan termasuk Piala Oscar, mengalahkan banyak film bagus produksi Hollywood. Jadi, banyak yang penasaran dengan film ini. Termasuk Penulis Jadul yang memang suka nonton film atau drama Korea. Akhirnya, keinginan ini kesampaian kira-kira sebulan lalu. Tapi baru ditulis sekarang, karena katanya jangan spoiler film baru yang masih diputar di bioskop.
 --------------------------------------------------------------------

Jadi, satu kalimat setelah menonton Film ‘Parasite’ ini, tragedi yang ironis…  Ternyata kesenjangan sosial antara kaya dan miskin di negara semaju Korea, bisa mengakibatkan tragedi fatal dan ironis sebagaimana yang diceritakan dalam film ini.
Tersebutlah keluarga Kim yang miskin dan tinggal di rumah basement. Penulis baru tahu, ada rumah model seperti itu di Korea. Kalau model rumah di atap atau rooftop sering diperlihatkan di drama atau film Korea yang pernah ditonton. Ternyata katanya, model rumah basement ini biasa untuk orang-orang miskin di Korea karena harga sewanya murah.
Kim Ki Taek, sang Ayah seorang pengangguran. Keluarganya mencari nafkah dengan kerja serabutan, termasuk mendapat upah dari melipat box pizza.  Suatu ketika, Kim Ki Woo, si anak laki-laki mendapatkan tawaran temannya untuk mengajar private anak keluarga kaya menggantikan dirinya yang akan belajar ke luar negeri.
Semula mereka bingung juga bagaimana caranya, karena keluarga Park menetapkan standar tinggi untuk bisa diterima jadi guru private putri mereka, Park Da Hye.  Tapi karena Kim Ki Jung, adik perempuan Ki Woo jago desain grafis, dengan mudah membuat ijazah palsu universitas luar negeri. Dan karena pada dasarnya Ki Woo pintar dan cerdas, dia dengan mudah mengelabui Ny Park Yeon Kyo dengan segala bualannya.Bahkan dia berhasil meyakinkan Ny Park untuk mempekerjakan Ki Jung, dengan menggunakan identitas palsu, Jesica untuk menjadi guru seni putra bungsu mereka, Da Song.
Merasa mendapat kemudahan memperoleh penghasilan tinggi sekaligus masuk dalam lingkungan elite, Ki Woo dan Ki Jung memfitnah supir Tuan Park sehingga akhirnya diberhentikan dan mereka memasukkan Ki Taek sebagai penggantinya. Tidak hanya sampai di situ. Nasib yang sama juga dialami Asisten Rumah Tangga keluarga Park, sehingga masuklah sang Ibu Kim Choong Suk untuk menggantikannya.
Hanya bermodalkan bualan dan tipuan keluarga yang semula miskin ini pun berubah kehidupannya. Mereka dengan bebas bisa keluar masuk rumah mewah keluarga Park karena sudah mendapatkan kepercayaan penuh, meskipun harus bersandiwara tidak saling mengenal.
Terlebih ketika Keluarga Park memutuskan berlibur dan kemping ke luar kota. Otomatis, rumah mereka percayakan kepada ART. Maka Keluarga Kim pun bebas tinggal di rumah keluarga Park seperti layaknya rumah sendiri. Apalagi kemudian rumah basement mereka kebanjiran karena musim hujan.
Namun, siapa yang menduga tragedi dimulai ketika rumah ditinggalkan Keluarga Park dan Keluarga Kim berada di rumah mewah tersebut. Penulis Jadul sendiri tak bisa menebak dan tak menduga sama sekali jalan ceritanya akan sedramatis, tragis dan ironis ini.
Kok….? Hehehe… Silakan nonton sendiri lah..! Nanti dimarahin orang banyak bila spoiler sampai tamat.
Ada yang tanya, apakah film ini layak mendapat Oscar? Ya, kalau Penulis Jadul yang jadi juri, mungkin enggak. Hehehe…. Bukan karena filmnya tidak bagus. Tapi film ini terlalu kelam dan tragis, sehingga menontonnya membuat Penulis Jadul miris.
Nah, berarti film bagus, dong ya? Bisa membuat Penulis Jadul begitu bapernya. Jadi gak sampe hati untuk nonton lagi. Duh, semoga kejadian ini hanya ada di film, tidak di dunia nyata. Meskipun mungkin, di dunia nyata, banyak cerita yang lebih miris, tragis, dan ironis dibanding film ini. Entahlah…
Sutradara : Bong Jun Ho, Han Jin Won
Penulis : Bong Jun Ho
Pemain :
Song Kang Ho sebagai Ki Taek
Jang Hye Jin sebagai Choong Suk
Choi Wo Sik sebagai Ki Woo
Park So Dam sebagai Ki Jung
Lee Sun Kyun sebagai Tuan Park
Cho Yeo Jeong sebagai Ny Park Yeon Kyo
Jung Il So sebagai Da Hye
Jeong Hyun Jun sebagai Da Song
Sumber/ foto
Kunjungi, tonton, like, komen, dan subribe juga di channel youtube
Follow Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

Wednesday, March 11, 2020

Coba-coba Jadi Youtuber Mukbang



Ada yang ga tahu artinya Mukbang? Penulis Jadul juga baru tahu. Katanya berarti makan besar yang disiarkan langsung secara online. Jadi, mulanya, orang Korea makan dengan porsi besar disiarkan online dan ditonton orang seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dan ternyata, bisa menghasilkan uang. Hebat, kan?
-----------------------------------------------------------------------------------

Siapa yang tidak pengen? Penulis Jadul pengen banget jadi youtuber terkenal yang bisa menghasilkan uang banyak. Tapi bingung, youtube mau dimasukkan konten apa. Lalu terpikir untuk mengisinya dengan konten makan-makan alias mukbang.
Pasalnya, Penulis pernah nyoba beberapa restoran Korea yang menyajikan menu porsi besar sebagaimana layaknya mukbang yang beberapa kali ditonton di youtube. Restoran pertama yang dicoba adalah Pochajjang di Banjarmasin.

Kebetulan tanggal 8 Desember, ada yang ulang tahun. Jadi Sabtu malam, 7 Desember 2019 berencana makan enak untuk merayakan. Jadwal Sabtu-Minggu, nginap di rumah ortu, Banjarmasin. Pas lewat Jalan A Yani, ngelihat Restoran Barbeque Korea yang baru buka Pochajjang. Karena sering nonton drama Korea yang banyak adegan makan barbekiu, jadi pengen coba juga, bagaimana rasanya.
Setelah Magrib, kami meluncur ke Pochajjang. Ternyata antri. Kami harus menunggu giliran meja kosong. Dicatat dan didata dulu untuk makan berapa orang. Lumayan juga lamanya. Sekitar setengah jam mungkin.
Ketika giliran kami tiba, kami diantar ke meja kosong. Waiternya bertanya, apakah kami penah makan di situ sebelumnya, kami jawab belum. Maka dijelaskannya aturan makan di sana. Boleh makan dan minum sepuasnya selama 90 menit. Per orang Rp99.000 untuk premium beef dan Rp129.000 untuk wagyu beef.


Yah, karena kita orang biasa yang hanya saat tertentu bisa makan seperti ini, tentunya yang dipilih yang harganya minimal. Hehehe… Jadi, begitulah… Kami ditunjukkan mana daging premium yang boleh kami ambil. Kemudian juga sawinya, minumnya, dan lain-lain.
Semula, kami kira 90 menit itu sebentar. Makanya ambil daging tipis-tipis ajar cepat matang. Ternyata, 90 menit itu lama. Bisa nambah berkali-kali. Bahkan, ketika kita sudah kekenyangan, tak sanggup lagi makan, waktunya masih banyak.
Jadi tidak perlu buru-buru masak dan makannya. Jangan sampai, karena buru-buru, makanan masih panas, langsung dimasukkan mulut. Bisa-bisa terbakar lidahnya. Santai saja, dan nikmati.
Pengalaman kedua kami makan besar ala Korea di Restoran Ajibi, Banjarbaru. Kali ini, menunya rebus-rebusan alias shabu-shabu. Satu porsi Rp75.000 saja. Murah, kan? Karena isinya lumayan lengkap. Dagingnya bukan daging sapi dan ayam serta daging olahan saja, ada juga seafood (udang dan cumi). Sayurnya juga lengkap, dari sawi, jamur, tahu, dll. Untuk karbohidrat ada soun. Jadi, tidak ada nasi.

Ketika dihidangkan, kami bertanya dulu kepada waiter bagaimana caranya. Hehehe… Maklum, belum pernah! Diberitahu, untuk daging dimasukkan dalam kuah yang warnahnya hitam, sementara sayur-sayuran di kuah yang warna putih.
Puas makannya. Tidak perlu nambah menu lain, sudah kenyang. Hanya saja, kuahnya agak hambar. Apalagi yang terbiasa asin. Jadi, perlu tambahan bumbu. Sayangnya, tidak disediakan garam, kecap atau bumbu tambahan lainnya di meja.
Kalau di Pochajjangi, Penulis Jadul hanya memotret, tidak merekam, di Ajibi ada rekaman beberapa video. Ketika ditonton, kok hasilnya lumayan. Jadi berniat mengisi channel youtube dengan video makan-makan seperti beberapa youtuber yang terkenal karena konten makan-makan. Tapi ditolak sama yang hendak dijadikan host. Hehehe… Padahal ekpresinya bagus, lho.

Nah, baru-baru ini, tanggal 6 Maret 2020 lalu, untuk merayakan ultah kita makan ala mukbang lagi di Rabenshi, Banjarbaru. Menu yang dipilih, lagi-lagi shabu dan sukiyaki. Satu porsi untuk 2 orang seharga Rp100.000. Lumayan murah. Isinya juga lumayan banyak, walau tidak selengkap di Ajibi karena lengkap dengan seafood. Tapi di sini, ada 4 kuah yang bisa kita pilih; kaldu, karih, sukiyaki, dan 1 lagi apa ya, lupa. Hehehe… Dan rasa bumbunya lebih terasa. Tidak hambar. Kalaupun kurang, ada perlengkapan bumbu tambahan di meja.
Kali ini, yang makan emoh direkam videonya. Jadi, yang direkam makanannya saja. Tapi tetap sempat-sempatin nyuri rekam yang makan. Hehehe… 
Coba tonton videonya di
Menurut kalian bagaimana? Sudah cocok jadi youtuber mukbang? Hehehe…
Follow juga aku Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

Thursday, March 5, 2020

Amanah Ngibar Ditunaikan

Akhirnya, amanah untuk menyampaikan pengisian Sensus Penduduk (SP) 2020 online kepada seluruh warga Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalimantan Selatan berhasil ditunaikan, Senin (02/03). Alhamdulillah... Cukup sukses, karena ternyata rekan-rekan sekantor ternyata sangat antusias dan bersemangat berupaya mencatatkan dirinya sebagai penduduk Indonesia secara online.
-----------------------------------------------------------------------------------

Sebenarnya semula Penulis Jadul sempat ragu ketika ditugasi atasan menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) SP2020 Provinsi Kalimantan Selatan yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (18/02) lalu, di Hotel Rodhita, Banjarbaru. Pasalnya, peserta yang hadir mewakili dinas, instansi atau lembaga pemerintah tempatnya bekerja untuk menjadi anggota Kelompok Kerja (Pokja) SP2020. Tugasnya mensosialisasikannya SP Mandiri 2020 secara online ke seluruh pegawai di instansi tersebut.
Bagaimana caranya, ini yang penulis masih bingung. Karena bila harus menyosialisasikan dari mulut ke mulut, orang per orang, pasti berat. Apalagi penulis tidak pandai bicara. Namanya juga penulis, lebih jago berkomunikasi lewat bahasa tulisan daripada lisan. Tapi yang namanya tugas, harus dilaksanakan. Harus berusaha melakukan yang terbaik agar hasilnya maksimal. Bukan begitu?

Jadi begitulah, Penulis Jadul menghadiri rakorda tersebut. Mendengarkan panjang lebar penjelasan tentang Pelaksanaan Sensus Penduduk, yang dulu dan yang sekarang. Bila dulu dilaksanakan dengan metode tradisional, yaitu pencatatan dari rumah ke rumah. Yang sekarang menggunakan metode kombinasi. Tahap pertama  penduduk mencatatkan diri dan keluarganya secara mandiri dengan online melalui sensus.bps.go.id yang dilaksankan 15 Februari sampai 31 Maret 2020. Selanjutnya tahap melengkapi data yang diperoleh secara online dengan metode tradisional yakni pencatatan dari rumah ke rumah.
Ternyata, setelah mengikuti rakorda, penulis dititipi surat daru BPS untuk lembaga yang berisi permohonan izin untuk melakukan pendampingan pengisian SP Online kepada seluruh pegawai di LPMP Kalsel. Selain itu, peserta juga diminta bergabung dalam grup WA anggota Pokja untuk kelancaran komunikasi anggota pokja dengan pihak BPS.
Sebagaimana prosedur, surat yang masuk diberikan kepada tim persuratan untuk disampaikan kepada Kepala LPMP melalui e-office maupun manual. Setelah beberapa hari, penulis cek, surat sudah didisposisikan kepada Kasubbag Umum dan sudah dibaca.
Maunya penulis secepatnya menanyakan kepada Kasubbag Umum bagaimana jawaban surat tersebut dan kapan bisa dijadwalkan pendampingan tersebut. Hanya saja tanggl 25-27 Februari ada kegiatan IHT yang diisi deklarasi ZI WBK. Jadi, penulis yakin, Kasubbag pasti sedang sibuk mengurusi kegiatan tersebut. Makanya rencana, setelah IHT kelar, baru bicara dengan kasubbag.

Tapi di grup Pokja instansi dan lembaga lain sudah menentukan jadwalnya. Pihak BPS juga menghendaki jadwal sudah ditetapkan paling lambat tanggal 26 Februari. Akhirnya, setelah kegiatan Deklarasi WBK, di saat IHT masih berlanjut, penulis mengingatkan Kasubbag Umum tentang surat ini.
Sebelum lanjutan materi dalam WBK, Kasubbag Umum akhirnya menyampaikan kegiatan pendampingan dengan metode ngibar atau ngisi bareng bisa dilaksanakan Senin (02/03). Alhamdulillah… Kegiatan tersebut berjalan lancar dan sukses. Ada teman-teman yang ngotot berusaha mengisi SP Online sampai berhasil, meski yang lain sudah meninggalkan ruangan. Semangat pantang menyerah yang patut diacungi jempol. Tercatat sebagai penduduk Indonesia memang perlu perjuangan. Ya, gak…? Hehehe….
Kunjungi, tonton, like, komen, dan subribe juga di channel youtube
Follow Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

Wednesday, March 4, 2020

Wisata Susur Sungai Bareng di IHT


Ada yang baru dalam In House Training (IHT) LPMP Kalsel tahun 2020 ini di Swiss Bel-borneo, Banjarmasin, yang dilaksanakan Selasa (25/02) sampai dengan Kamis (27/02) lalu. Selain diawali Kegiatan Deklarasi Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK) serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) secara resmi dan terbuka, Selasa (25/02) sore dan diakhiri dengan wisata susur sungai bareng ke Pasar Terapung Lok Baintan, Kamis (27/02) subuh.
-------------------------------------------------------

Oleh karena itulah, IHT kali ini lebih seru.
Pertama, hotel yang dipilih juga merupakan hotel yang belum pernah didatangi sebagian besar pegawai LPMP. Terletak di pinggir Sungai Martapura, sehingga pemandangan sekitarnya juga khas Kota Seribu Sungai. Meski tercatat sebagai warga Kalsel, sangat jarang Penulis Jadul menikmati pemandangan seperti ini.
Kemudian acara paling penting di sini adalah Kegiatan Deklarasi Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK) serta Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) karena mengundang banyak pihak luar dari Kepolisian, Kejaksaan, BPK Provinsi Kalsel yang menjadi bagian dari 14 saksi, ditambah dari media massa. Memang, program ZI WBK sudah dilaksanakan beberapa tahun sebelumnya, tapi belum diumumkan secara resmi dan terbuka kepada publik. Padahal ini adalah salah satu persyaratan agar sertifikat ZI WBK bisa diperoleh dari Kementerian PAN RI.

Itulah sebabnya, acara ini dipersiapkan sedemikian rupa sebelumnya, bahkan sampai digelar gladi segala. Meski demikian, tetap saja ada hal yang di luar rencana terjadi.  Misalnya, keterlambatan datang para tamu yang membuat acara juga molor. Tapi secara keseluruhan, tetap berjalan lancar, cukup hikmat, dan menarik.
Kenapa menarik? Karena dilanjutkan dengan gelar wicara dengan menghadirkan 4 narasumber dari BPK Provinsi Kalsel, Polres Banjarbaru, Kejati Kalsel dan Dinas Pendidikan Kalsel. Cukup banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka bagikan tentang penerapan ZI WBK di instansi pemerintah.
Selanjutnya, kami juga mendapat banyak masukan mengenai berbagai pertanyaan, mengapa LPMP Kalsel belum bisa mendapatka ZI WBK meski sudah melaksanakannya sejak tahun 2018. Ternyata banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
Selain itu, seluruh ASN dan sebagian PTT LPMP Kalsel juga diberikan training ESQ untuk memahami meaning of work untuk mengingatkan kembali tujuan bekerja yang sebenarnya serta hakikat hidup di dunia.
Sementara untuk materi lain disampaikan orang dalam LPMP sendiri yakni Pemaparan Program Subbag dan Seksi, Kebijakan administrasi, baik di Kepegawaian maupun Persuratan, dan Sosialisasi SPI dan WBK. Juga ada penandatanganan Pakta Integritas dan Perjanjian Kinerja Individu secara simbolis, senam pagi serta yang paling seru tentunya wisata susur sungai bersama ke Pasar Terapung Lok Baintan.

Ada juga acara dadakan sebagai selingan yang merupakan inisiatif Kepala LPMP Kalsel, yakni tiktok bareng dan lomba nyanyi antar seksi. Lumayan seru pokoknya. Kalo tidak percaya, silakan tonton kumpulan videonya di

Kunjungi, tonton, like, komen, dan subribe juga di channel youtube
Follow Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

Kepsek Banjarbaru Antusias Daftar Sekolah Penggerak

Para kepala sekolah di Banjarbaru antusias mendaftar Program Sekolah Penggerak (PSP). Antusiasme ini terlihat di Aula Pangeran Antasari, Lem...