Sebuah Puisi dalam Kumpulan Puisi 'Doa, Luka, dan Cinta'
Duh,
Rab…
Betapa
sulitnya mengucapkan selamat tinggal pada rembulan,
Sementara
mentari belum mau beranjak dari peraduan
Karena
hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Menerangi
kelamnya malamku
Karena
hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Menghangatkan
dinginnya hatiku
Karena
hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Menyejukkan
kerontangnya jiwaku
Duh,
Rab…
Betapa
sulitnya mengucapkan selamat tinggal pada rembulan,
Sementara
mentari belum mau beranjak dari peraduan
Karena
hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Mewarnai
hitamnya hari-hariku
Karena
hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Menemani
kerlipnya bintang-bintangku
Karena
hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Mencerahkan
pekatnya hidupku
Duh,
Rab…
Dosakah
memendam kerinduan pada rembulan hanya karena jauh dari jangkauan?
Salahkah
memelihara kekaguman pada rembulan hanya karena cahayanya bias belaka?
Bodohkah
menyimpan kecintaan pada rembulan hanya karena bertepuk sebelah tangan?
Maka
ya, Gaffar…
Ampuni
dosa ini
Maafkan
kesalahan ini
Maklumi
kebodohan ini
Dan ya,
Mujiib…
Mohon
gantikan rembulan dengan mentari
yang
punya sinar sejati
yang
cahayanya menerangi seluruh jagat raya
yang
panasnya memberi kehidupan pada jiwa-jiwa yang setengah putus asa
Amin…
Banjarmasin, 20 Juni 2009
Silakan baca karya lainnya di wattpad
dan tonton video lainnya di channel youtube