Sunday, June 28, 2020

Doa Punguk Merindukan Bulan


Sebuah Puisi dalam Kumpulan Puisi 'Doa, Luka, dan Cinta'


Duh, Rab…
Betapa sulitnya mengucapkan selamat tinggal pada rembulan,
Sementara mentari belum mau beranjak dari peraduan
Karena hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Menerangi kelamnya malamku
Karena hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Menghangatkan dinginnya hatiku
Karena hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Menyejukkan kerontangnya jiwaku

Duh, Rab…
Betapa sulitnya mengucapkan selamat tinggal pada rembulan,
Sementara mentari belum mau beranjak dari peraduan
Karena hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Mewarnai hitamnya hari-hariku
Karena hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Menemani kerlipnya bintang-bintangku
Karena hanya rembulan dengan cahayanya yang membias
Mencerahkan pekatnya hidupku

Duh, Rab…
Dosakah memendam kerinduan pada rembulan hanya karena jauh dari jangkauan?
Salahkah memelihara kekaguman pada rembulan hanya karena cahayanya bias belaka?
Bodohkah menyimpan kecintaan pada rembulan hanya karena bertepuk sebelah tangan?

Maka ya, Gaffar…
Ampuni dosa ini
Maafkan kesalahan ini
Maklumi kebodohan ini

Dan ya, Mujiib…
Mohon gantikan rembulan dengan mentari
yang punya sinar sejati
yang cahayanya menerangi seluruh jagat raya
yang panasnya memberi kehidupan pada jiwa-jiwa yang setengah putus asa
Amin…

Banjarmasin, 20 Juni 2009

Silakan baca karya lainnya di wattpad
dan tonton video lainnya di channel youtube

Saturday, June 27, 2020

Belajar Mencinta


Sebuah Puisi dalam Kumpulan Puisi 'Doa, Luka, dan Cinta'


Mereka heran bahwa sekian lama aku mengaku mencari cinta
Namun puluhan tahun tak kutemu jua
Memang salahku mengira telah menemukan cinta
Yang ternyata semu semata

Dan luka karena cinta
Menyadarkanku untuk kembali belajar
Untuk mencintai dengan benar
Ya, Waduud…
Ajari hamba mencinta seperti cinta yang dilantunkan ‘Debu’
Dalam syair bertabur musik pemberi semangat
Karena bukankah cinta-Mu adalah sebuah kabar gembira
Bagi pendamba cinta yang menggebu

Ya, Rahmaan…
Ajari hamba mencinta seperti cinta yang disenandungkan ‘Opick’
Dalam lirik yang mengalunkan syahdu
Karena bukankah Cinta-Mu adalah sebuah gumpalan rindu
Yang sendu merayu namun teramat merdu


Ya, Rahiim…
Ajari hamba mencinta seperti para pecinta-Mu
Yang merindu hanya wajah-Mu
Yang mendamba hanya cinta-Mu
Yang menuju hanya pada-Mu

Meski dalam pencarian hamba sering sesat
Meski dalam belajar hamba sering tersendat
Meski dalam mencinta hamba sering berkhianat
Asal pintu-Mu tetap terbuka untukku bertobat
Cinta-Mu tetap alasanku untuk berbuat
Hanya Engkau, ya, Rabb…

Banjarmasin, 8 Ramadhan 1428 H

Silakan baca karya lainnya di wattpad

dan tonton video lainnya di channel youtube

Sunday, June 21, 2020

Masa Lalu


Sebuah Puisi dalam Kumpulan Puisi 'Doa, Luka, dan Cinta'


Ingin kuhapus catatan lembaran lama
Seperti ombak
Menjilat jejak-jejak
Di pasir pantai
Tak berbekas

Namun mungkinkah kumusnahkan
Sejarah hidupku
Sekelam apapun
Adalah pondasi
Kisah yang kurangkai
Hari ini

Karena tanpa masa lalu
Takkan ada masa depan
           
(Memory luka 271202) Banjarmasin, 28 Juni 2009

Silakan baca karya lainnya di wattpad
Dan tonton video lainnya di channel youtube

Saturday, June 20, 2020

Mengejar Cinta



Mereka selalu mengajukan pertanyaan yang sama kepadaku
Apa yang kucari mengayuh biduk sendiri sepanjang perjalanan
Bingung kumenjawab karena mungkinkah mereka akan mengerti
Sehingga seringkali harus kujawab dengan balutan canda
Mereka selalu mengajukan pertanyaan yang sama kepadaku
Apa yang kucari mengayuh biduk sendiri sepanjang perjalanan
Mengertikah mereka bahwa aku sedang mengejar cinta
Yang telah sekian lama kuabaikan

Mereka selalu mengajukan pertanyaan yang sama kepadaku
Apa yang kucari mengayuh biduk sendiri sepanjang perjalanan
Mereka tak tahu bahwa aku sedang mengejar cinta
Yang kutahu pasti selalu ada untukku

Aku sedang mengejar cinta yang telah sekian lama kuabaikan
Aku sedang mengejar cinta yang telah sekian lama kukhianati
Aku sedang mengejar cinta yang telah sekian lama kulalaikan
Aku sedang mengejar cinta yang telah sekian lama kudustai

Meski demikian cinta itu tetap ada bahkan sedekat urat leher
Namun tetap akan kukukejar demi sebuah pembuktian
Bahwa hanya demi cinta-Nya kueja setiap denyut nadi
Bahwa hanya demi cinta-Nya kuhela setiap alunan nafas
Demi cinta-Nya … Sang Pemilik Cinta

Banjarmasin, 29 Maret 2007
Silakan baca juga karya lainnya di wattpad
dan tonton video lainnya di channel youtube

Thursday, June 18, 2020

Puisi Pagi



Selamat pagi, matahari…
Mengapa malu-malu mengintip dari balik cakrawala
Sementara perca-perca cahaya
Memendarkan bias nur-Mu
Subhanallah… Maha Suci Engkau
Ya… Qudduus…

Selamat pagi, embun
Mengapa turun setitik demi setitik
Bak tirai yang menghijab permukaan
Mendekap alam dalam kesejukan
Membuai menuju keterlenaan
Atas kehendak-Mu
Ya… Waduud…

Selamat pagi, ayam jantan
Mengapa berkokok terbata-bata
Sementara sang hamba tak jua tergugah
Alunan ajakan menuju kemenangan
Jalan keharibaan-Mu
Ya… Haadii…

Selamat pagi, burung
Mengapa berkicau terpatah-patah
Jangan tiru dzikir makhluk yang hanya nyaring
Dalam kesedihan
Sementara terhenti dalam kegembiraan
Padahal nikmat-Nya terus mengucur
Maafkan… ya… Ghoffar…

Selamat pagi, ya Syakuur…
Terimakasih atas harapan yang Engkau selipkan dalam fajar yang mengintip
Bimbinglah kami menjalani hari ini sebagai pembuktian cinta
Yang senantiasa terucap dalam dzikir dan doa-doa
Dengan nama-Mu… ya, Rahmaan … ya, Rahiim …

Dilengkapi, Banjarmasin, 29 Maret 2007

Silakan nonton video lainnya di youtube channel
dan baca juga karya lain di wattpad

Tuesday, June 2, 2020

Kerinduan


Sebuah Puisi Lawas Penulis Jadul


Saat fajar menyingsing
dan sang bagaskara mulai
mengintip di balik cakrawala
malu-malu...

Hatiku mulai resah
dan memohon pada Sang Surya
untuk cepat naik menuju langit
agar aku bisa menjumpai
Dhuha yang penuh keagungan
agar terpuaskan rindu yang terpendam
saat subuh menghilang

Hatiku mulai resah
dan memohon pada Sang Mentari
untuk cepat beranjak ke ubun-ubun
agar aku bisa menemui
Zhuhur yang menyejukkan
di tengah terik siang
yang garang
agar terlampiaskan rindu terpendam
saat Dhuha berpamitan

Hatiku mulai resah
dan memohon Sang Bagaskara
agar cepat tergelincir
untuk menyongsong Ashar
dan melepaskan kepenatan
agar tertuntaskan rindu yang terpendam
saat Zhuhur meninggalkan

Hatiku mulai resah
dan mohon Sang Surya
agar cepat bersembunyi di balik kelam
untuk memeluk Magrib yang menenangkan
dan debu yang melekat dibersihkan
agar terbuaikan rindu yang terpendam
saat Ashar melambaikan tangan

Hatiku mulai resah
dan memohon rembulan cepat berjalan
untuk menggapai Isya yang melenakan
dan kesombongan pun terkalahkan
agar teruraikan rindu yang terpendam
saat Magrib beranjak

Hatiku mulai resah
dan memohon dewi bulan melewati pertengahan
untuk tenggelam dalam Tahajjud yang memabukkan
dan kesedihan pun terhapuskan
agar terpupuskan rindu yang terpendam
saat Isya berlalu

Hatiku mulai resah
dan memohon sang bulan segera pergi
memanggil sang mentari
untuk bertemu Subuh penuh pengharapan
agar tertunaikan rindu yang terpendam
saat Tahajjud terlewati

Duh, Gusti...
Jangan biarkan kerinduan ini
Benar-benar terkikis dari hati
karena dalam kerinduan ini
kutemukan kebahagiaan sejati

Banjarmasin, 29 Oktober 2002

Monday, June 1, 2020

Hujan Cinta

---------------------- Oleh : Lis Maulina Si Penulis Jadul

Atas nama-Mu… ya, Rahman ya, Rahim… Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Mohon anugerahi negeri ini cinta
Yang banyak
Bukan sekedar puluhan
Ratusan
Ribuan
Puluhan ribu
Ratusan ribu
Jutaan
Milyaran
Atau bahkan trilyunan

Atas nama-Mu… ya, Rahman ya Rahim… Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Tapi mohon anugerahi negeri ini hujan cinta
Bukan rintik
Bukan gerimis
Yang lebat
Sangat lebat
Biar banjir

Banjir cinta
Agar terkikis kebencian
Kemarahan
Dendam
Kedengkian
Permusuhan

Atas nama-Mu… ya, Wadud ya, Latif… Yang Maha Pencinta dan Lembut
Mohon anugerahi negeri ini cinta
Yang banyak
Bukan sekedar puluhan
Ratusan
Ribuan
Puluhan ribu
Ratusan ribu
Jutaan
Milyaran
Atau bahkan trilyunan

Atas nama-Mu… ya, Wadud ya, Latif… Yang Maha Pencinta dan Lembut
Tapi mohon anugerahi negeri ini hujan cinta
Bukan rintik
Bukan gerimis
Yang lebat
Sangat lebat
Biar banjir

Banjir cinta
Agar melumerkan kekerasan
Kesombongan
Keegoisian
Keserakahan
Kemunafikan

Atas nama-Mu… ya, Rauf ya, Mujib… Yang Maha Baik dan Pengabul Doa
Mohon anugerahi negeri ini hujan cinta
Biar banjir cinta
Karena telah lama
Gersang
Kering kerontang
Terlanda kemarau cinta
Banjarmasin, 11 Agustus 2009 Pukul 14:30 Wita

Baca juga karya lain di wattpad
dan tonton videonya di youtube

Kepsek Banjarbaru Antusias Daftar Sekolah Penggerak

Para kepala sekolah di Banjarbaru antusias mendaftar Program Sekolah Penggerak (PSP). Antusiasme ini terlihat di Aula Pangeran Antasari, Lem...