Tuesday, March 17, 2020

‘A Taxi Driver’, Si Pejuang Kebenaran


Tahu film ini bagus karena dipuji seorang blogger yang mereview film ‘Parasite’. Katanya, kebetulan aktor utama kedua film ini sama. Jadi berniat mencari laman yang menyajikan streaming film ini. Eh, belum sempat nyari-nyari, gak tahunya, Minggu (15/03) lalu ditayangkan di Trans 7. Pucuk di cinta ulam tiba.
 --------------------------------------------------------------------


Ketika nonton filmnya, seketika langsung setuju mengapa banyak dipuji. Penulis Jadul juga setuju filmnya bagus. Alasannya mungkin subyektif. Karena film ini menceritakan perjuangan seorang jurnalis televisi untuk memberita kebenaran dibantu seorang supir taksi. Yang pernah menjadi jurnalis, pasti setuju film ini bagus.
Jadi, dikisahkanlah seorang pengemudi taksi bernama Kim Man Suk. Seorang duda yang tinggal bersama putrinya yang masih bocah, Eun Jung. Hidup mereka cukup sulit. Demi mendapatkan uang lebih untuk membayar sewa rumah, Man Suk menyalip penumpang pengemudi taksi lain yang sudah dipesan.
Penumpangnya adalah orang asing berkebangsaan Jerman, Jurgen Hinzpeter yang ingin diantar ke Gwang Ju. Si penumpang mengira yang menjemputnya adalah supir taksi yang sudah dia pesan sebelumnya, dan mengetahui resiko yang akan dihadapi. Padahal Man Suk sama sekali tidak menyadarinya.
Dia terheran-heran ketika jalan menuju Gwang Ju ditutup dan dijaga tentara. Semula Man Suk hendak kembali ke Seoul, tapi Jurgen yang berkeras mengancam tidak akan membayarnya. Man Suk berusaha mencari jalan lain yang ternyata juga ditutup, Mereka bisa masuk dengan mengelabui penjaga.
Memasuki Kota Gwang Ju, Man Suk baru sadar apa yang dihadapinya. Demonstrasi besar-besaran yang dimotori mahasiswa yang menuntut demokrasi dari pemerintah rezim militer. Apalagi dia mengetahui, pria asing yang dibawanya adalah seorang Jurnalis. Ketika bertemu sekelompok mahasiswa pengunjuk rasa, dia langsung ikut mobil mereka untuk melakukan wawancara. Para mahasiswa itu pun menyambutnya. Beruntung, salah satu mahasiswa bernama Gu Jae Sik, bisa berbahasa Inggris.
Sebenarnya Man Suk sudah berusaha menghindari situasi tersebut. Tapi ketika seorang nenek minta tolong untuk diantar ke rumah sakit, dia tak bisa menolak. Akhirnya di rumah sakit, dia bertemu lagi dengan para mahasiswa dan Jurgen. Sempat terjadi pertengkaran di antar mereka, karena Jurgen mengira Man Suk sengaja melarikan tasnya yang tertinggal di taksi. Bukan cuma para mahasiswa, Hwang Tae Sol, ketua pengemudi taksi lokal juga ikut menyalahkan Man Suk.

Demi membuktikan dia tidak berniat mencuri, Man Suk lanjut mengantarkan Jurgen ke pusat kota di mana demontrasi terkonsentrasi. Di sana dia melihat sendiri, tentara dengan refresif menembaki para demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan warga yang tidak bersenjata.
Melihat ada wartawan asing di tengah pengunjuk rasa, para tentara mengejar mereka. Tujuannya merebut kamera Jurgen agar berita tentang kondisi Gwang Ju sebenarnya tidak tersebar. Jae Sik rela mengorbankan dirinya agar kebenaran bisa didengar dunia. Man Suk sendiri hampir kehilangan nyawanya bila tidak ditolong Hwang Tae Sol.
Man Suk tak bisa kembali ke Seoul karena taksinya rusak. Bermalam di rumah Tae Sol membuat Jurgen dan Man Suk semakin mengetahui betapa mencekamnya Gwang Ju. Berkat bantuan Hwang Tae Sol,  taksi Mansuk bisa diperbaiki. Taksi tersebut berubah warna agar tidak dikenali sebagai taksi Seoul yang menyusup ke Gwang Ju, sehingga bisa kembali dengan aman.
Tapi sesampai di pinggir kota, Man Suk akhirnya kembali ke Gwang Ju menjemput Jurgen. Dia bertekat membantu Jurgen sampai mengantarkannya ke bandara agar kebenaran tentang Gwang Ju diketahui dunia.
Selanjutnya bagaimana…? Kalian yang nonton tahu sendiri lah, ya…!
Yang menarik, cerita ini berdasarkan kisah nyata Jurgen Hinzpeter yang berhasil mendapat penghargaan jurnalisme karena liputannya di Gwang Ju. Namun Jurgen sendiri mengakui, dia tidak akan berhasil tanpa bantuan Kim Man Suk, seorang pengemudi taksi yang sangat berani.
Gara-gara film ini, jadi searching tentang peristiwa di Gwang Ju tahun 1980. Gak nyangka, ternyata Korea pernah punya sejarah kelam seperti itu. Jadi ingat sejarah kelam yang juga pernah dialami negeri ini. Jadi ingat Jumat Kelabu di Banjarmasin tanggal 23 Mei 1997. Semoga jadi pelajaran untuk tidak terulang lagi.
Sutradara : Jang Hoon
Penulis : Eom Yu Na
Pemain :
Song Kang Ho sebagai Kim Man Suk
Thomas Kretcsmann sebagai Jurgen Hinzpeter
Yoo Hae Jin sebagai Hwang Tae Sool
Ryu Jun Yeol sebagai Gu Jae Sik
Yoo Eun Mi sebagai Eun Jeong

Sumber/ foto
Remake Trans7
Kunjungi, tonton, like, komen, dan subribe juga di channel youtube
Follow Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

No comments:

Post a Comment

Kepsek Banjarbaru Antusias Daftar Sekolah Penggerak

Para kepala sekolah di Banjarbaru antusias mendaftar Program Sekolah Penggerak (PSP). Antusiasme ini terlihat di Aula Pangeran Antasari, Lem...