Wednesday, March 11, 2020

Coba-coba Jadi Youtuber Mukbang



Ada yang ga tahu artinya Mukbang? Penulis Jadul juga baru tahu. Katanya berarti makan besar yang disiarkan langsung secara online. Jadi, mulanya, orang Korea makan dengan porsi besar disiarkan online dan ditonton orang seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dan ternyata, bisa menghasilkan uang. Hebat, kan?
-----------------------------------------------------------------------------------

Siapa yang tidak pengen? Penulis Jadul pengen banget jadi youtuber terkenal yang bisa menghasilkan uang banyak. Tapi bingung, youtube mau dimasukkan konten apa. Lalu terpikir untuk mengisinya dengan konten makan-makan alias mukbang.
Pasalnya, Penulis pernah nyoba beberapa restoran Korea yang menyajikan menu porsi besar sebagaimana layaknya mukbang yang beberapa kali ditonton di youtube. Restoran pertama yang dicoba adalah Pochajjang di Banjarmasin.

Kebetulan tanggal 8 Desember, ada yang ulang tahun. Jadi Sabtu malam, 7 Desember 2019 berencana makan enak untuk merayakan. Jadwal Sabtu-Minggu, nginap di rumah ortu, Banjarmasin. Pas lewat Jalan A Yani, ngelihat Restoran Barbeque Korea yang baru buka Pochajjang. Karena sering nonton drama Korea yang banyak adegan makan barbekiu, jadi pengen coba juga, bagaimana rasanya.
Setelah Magrib, kami meluncur ke Pochajjang. Ternyata antri. Kami harus menunggu giliran meja kosong. Dicatat dan didata dulu untuk makan berapa orang. Lumayan juga lamanya. Sekitar setengah jam mungkin.
Ketika giliran kami tiba, kami diantar ke meja kosong. Waiternya bertanya, apakah kami penah makan di situ sebelumnya, kami jawab belum. Maka dijelaskannya aturan makan di sana. Boleh makan dan minum sepuasnya selama 90 menit. Per orang Rp99.000 untuk premium beef dan Rp129.000 untuk wagyu beef.


Yah, karena kita orang biasa yang hanya saat tertentu bisa makan seperti ini, tentunya yang dipilih yang harganya minimal. Hehehe… Jadi, begitulah… Kami ditunjukkan mana daging premium yang boleh kami ambil. Kemudian juga sawinya, minumnya, dan lain-lain.
Semula, kami kira 90 menit itu sebentar. Makanya ambil daging tipis-tipis ajar cepat matang. Ternyata, 90 menit itu lama. Bisa nambah berkali-kali. Bahkan, ketika kita sudah kekenyangan, tak sanggup lagi makan, waktunya masih banyak.
Jadi tidak perlu buru-buru masak dan makannya. Jangan sampai, karena buru-buru, makanan masih panas, langsung dimasukkan mulut. Bisa-bisa terbakar lidahnya. Santai saja, dan nikmati.
Pengalaman kedua kami makan besar ala Korea di Restoran Ajibi, Banjarbaru. Kali ini, menunya rebus-rebusan alias shabu-shabu. Satu porsi Rp75.000 saja. Murah, kan? Karena isinya lumayan lengkap. Dagingnya bukan daging sapi dan ayam serta daging olahan saja, ada juga seafood (udang dan cumi). Sayurnya juga lengkap, dari sawi, jamur, tahu, dll. Untuk karbohidrat ada soun. Jadi, tidak ada nasi.

Ketika dihidangkan, kami bertanya dulu kepada waiter bagaimana caranya. Hehehe… Maklum, belum pernah! Diberitahu, untuk daging dimasukkan dalam kuah yang warnahnya hitam, sementara sayur-sayuran di kuah yang warna putih.
Puas makannya. Tidak perlu nambah menu lain, sudah kenyang. Hanya saja, kuahnya agak hambar. Apalagi yang terbiasa asin. Jadi, perlu tambahan bumbu. Sayangnya, tidak disediakan garam, kecap atau bumbu tambahan lainnya di meja.
Kalau di Pochajjangi, Penulis Jadul hanya memotret, tidak merekam, di Ajibi ada rekaman beberapa video. Ketika ditonton, kok hasilnya lumayan. Jadi berniat mengisi channel youtube dengan video makan-makan seperti beberapa youtuber yang terkenal karena konten makan-makan. Tapi ditolak sama yang hendak dijadikan host. Hehehe… Padahal ekpresinya bagus, lho.

Nah, baru-baru ini, tanggal 6 Maret 2020 lalu, untuk merayakan ultah kita makan ala mukbang lagi di Rabenshi, Banjarbaru. Menu yang dipilih, lagi-lagi shabu dan sukiyaki. Satu porsi untuk 2 orang seharga Rp100.000. Lumayan murah. Isinya juga lumayan banyak, walau tidak selengkap di Ajibi karena lengkap dengan seafood. Tapi di sini, ada 4 kuah yang bisa kita pilih; kaldu, karih, sukiyaki, dan 1 lagi apa ya, lupa. Hehehe… Dan rasa bumbunya lebih terasa. Tidak hambar. Kalaupun kurang, ada perlengkapan bumbu tambahan di meja.
Kali ini, yang makan emoh direkam videonya. Jadi, yang direkam makanannya saja. Tapi tetap sempat-sempatin nyuri rekam yang makan. Hehehe… 
Coba tonton videonya di
Menurut kalian bagaimana? Sudah cocok jadi youtuber mukbang? Hehehe…
Follow juga aku Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

No comments:

Post a Comment

Kepsek Banjarbaru Antusias Daftar Sekolah Penggerak

Para kepala sekolah di Banjarbaru antusias mendaftar Program Sekolah Penggerak (PSP). Antusiasme ini terlihat di Aula Pangeran Antasari, Lem...