Apakah
anda sehat? Alhamdulillah. Tapi
apakah anda bugar? Jawabannya belum tentu. Karena sehat, belum tentu bugar.
Sedangkan apabila bugar, sudah dipastikan Insya
Allah - sehat. Begitu kata , Kepala Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat
(BKOM) Provinsi Kalimantan Selatan, H. Agussalim Mooduto, SKM, M.Kes,
menjelaskan kepada kami sebelum melakukan pemeriksaan kebugaran.
Ngomong-ngomong, kalian pernah ikut
pemeriksaan kebugaran? Nah, Penulis Jadul juga baru pertama kali ini ikut yang
namanya pemeriksaan kebudagaran, Rabu (20/01) lalu. Kata Pak Agus sih,
pemeriksaan kebugaran ini merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan untuk
pekerja termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Karena itulah, ketika atasan
untuk tes kebugaran, mau gak mau, ya harus ikut. Untuk ASN, perintah atasan
adalah tugas negara, ya gak?
Bapak Kepala LPMP Kalsel, Drs Nuryanto,
M.Pd, menegaskan, semua wajib mengikuti tes kebugaran. Kalau ada yang mengaku
sakit, harus diperiksa tim dokter dengan disaksikan oleh beliau sendiri. Akh,
maklum aja lah, Bapak kepala kami jebolan sarjana guru olahraga, jadi sangat
konsen dengan hal-hal yang berhubungan dengan olahraga dan kesehatan. Soalnya,
beliau mengakui sendiri, bila kegiatan ini merupakan keinginan sejak bertahun
sebelumnya yang baru terwujud sekarang.
Jadi begitulah, semua
karyawan-karyawati LPMP Kalsel, baik yang ASN, Pegawai Tidak Tetap (PTT),
bahkan 3 siswa SMKN-3 Banjarbaru yang kebetulan magang di LPMP ikut serta dalam
tes kebugaran ini. Sementara pihak BKOM) Provinsi Kalsel yang bertugas juga
puluhan, dari mendaftar, mengukur tanda vital kesehatan, melakukan pemanasan
dan peregangan, mengawasi tes kebugaran sampai menyampaikan hasilnya juga
berjumlah puluhan orang.
Pertama, kami harus registrasi atau
mendaftar lebih dulu. Setelah mendaftar menunggu panggilan untuk diperiksa
tekanan darah, denyut nadi dan kadar CO2 dalam tubuh. Untuk denyut nadi dan
kadar CO2 tergolong normal, hanya tekanan darah Penulis Jadul rendah, hanya
90/70. Tapi memang sih, kebiasaan tekanan darah jarang tinggi, paling tinggi
130, itu pun pas maag kambuh dan kurang tidur.
Setelah itu diukur tinggi dan berat
badan, lingkar perut, juga kadar lemak dalam tubuh, massa otot, usia sel, dan
lain-lain. Alhamdulillah, termasuk yang normal, tidak kelebihan ataupun
kekurangan. Hasil semua pemeriksaan dibawa untuk dikonsultasikan dengan dokter.
Lumayan banyak pertanyaan dokter kepada
Penulis Jadul, terutama menyangkut tekanan darah yang tergolong rendah. Apakah
pernah pingsan? Tidak, paling berkunang-kunang. Sekarang pusing kah? Tidak.
Kemudian ditanya apakah pernah cedera, maka kujawab pernah cedera engkel kanan
walau kejadiannya sudah bertahun-tahun lalu, tapi terkadang masih terasa sakit,
terutama apabila dipaksa kerja keras.
Nah, mungkin karena inilah, akhirnya
dokter memutuskan memberika nomor dada ungu untuk penulis jadul. Tesnya hanya
jalan secepat-cepatnya selama 6 menit. Sementara yang lainnya diberi nomor dada
merah, dites lari sejauh 1,6 km secepat kemampuan.
Sempat bingung juga, tapi senang, hehehe…
Saat itu ada beberapa rekan juga yang mendapat nomor dada ungu. Alasannya macam-macam. Ada yang
tekanan darah terlalu tinggi. Ada yang detak nadi atau jantung terlalu cepat,
di atas normal, padahal belum tes. Ada juga yang karena sering pingsan.
Jadi begitulah. Setelah ikut pemanasan
dan peregangan bersama rekan-rekan lain yang dipandu petugas BKOM, termasuk
yang bernomor dada merah, kami yang bernomor dada ungu bersiap dites. Seorang
petugas dari BKOM memberi aba sambil menghitung menit melalui stop watchnya.
Menit-menit awal, bisa jalan cepat
setengah berlari. Tapi lama-lama langkah berat juga. Pandangan mulai mengabur
alias tidak fokus. Jadinya, langka semakin lambat dan semakin lambat. Hasilnya,
selama 6 menit, Penulis Jadul hanya berhasil menempuh 535 meter.
Tidak terlalu melelahkan memang,
dibanding rekan-rekan lain yang berlari sejauh 1,6 kilometer atau 10 putaran.
Rata-rata menghabiskan waktu 13-20 menit. Pastinya, ngos-ngosan dan kecapekan.
Kesimpulan pemeriksaaan kebugaran yang
Penulis Jadul ikuti hasilnya cukup bugar. Tapi kekuatan jantung paru kurang sedikit,
karena dalam 6 menit hanya berhasil menempuh 535 meter, seharusnya 660 meter,
jadi kurang 125 meter. Oleh karena itu, disarankan untuk berolahraga; entah
renang, bersepeda atau paling tidak jalan sebanyak 10 ribu langkah sebanyak 2
kali dalam seminggu, supaya lebih bugar lagi.Sementara untuk cedera engkel yang
masih sering kambuh, harus rajin diterapi peregangan di bagian engkel yang
cedera.
Banjarbaru, ditulis 31 Januari 2020
Silakan nonton videonya di https://www.youtube.com/watch?v=ACidvWdMDJQ
Banjarbaru, ditulis 31 Januari 2020
Silakan nonton videonya di https://www.youtube.com/watch?v=ACidvWdMDJQ