“EH,jangan salah! Pake jilbab gitu justru membuat Tantri makin cantik.” Suara seorang cowok dari balik dinding.
“Iya. Semula aku juga sempat kecewa melihat Tantri menutup rambut indahnya dengan jilbab. Tapi lama-lama kuperhatikan, dia semakin cantik dan menarik dengan jilbabnya. Semakin anggun dan agung kelihatan.” Sambung yang lain.
“Jadi, kita sama-sama ke mushalla demi Tantri, nih?”
“Yah, sambil menyelam minum airlah.”
Tawa mereka bergema. Aku mengulum senyum melihat bibir Tantri langsung membentuk kerucut, cemberut.
“Ternyata niat mereka ke mushola bukan lillahitaala, melainkan lillahiTantri,” godaku.
Wajah Tantri makin masam. “Suatu saat kucari cara agar mereka kapok,” sungutnya.
*** Bersambung le Bagian Berikutnya, ya...! ***

No comments:
Post a Comment