Friday, February 7, 2020

Hotel Puri Tempo Doeloe Bagai Kembali ke Masa Lalu


Pernahkah kalian berkhayal kembali ke masa lalu? Penulis Jadul sering. Bahkan menjadikan khayalan ini sebagai bahan penulisan epik berlatarbelakang sejarah. Tapi baru sekali Penulis Jadul merasa benar-benar kembali ke masa lalu. Yaitu ketika menginap di Hotel Puri Tempoe Doeloe, Sanur, Bali.




Begini, ceritanya. Penulis Jadul berangkat ke Bali dengan rombongan kantor menjelang tahun baru lalu, 29-31 Desember 2019. Nginapnya di Hotel Puri Tempoe Doeloe di daerah Sanur. Teman pesan lewat aplikasi. Katanya, hampir semua hotel di Bali penuh karena menjelang tahun baru. Itupun ada 3 teman lagi yang harus menginap di hotel lain, karena kamar  di hotel ini juga penuh.
Karena penerbangan kami dari Banjarmasin pukul 19.00 delay sekitar 3 jam, makanya kami sampai di Bandara Ngurah Rai sudah lumayan malam. Memang sih diberi kotak makan malam untuk mengganjal perut, tapi tetap tidak bisa menggantikan kekecewaan karena delay. Untungnya, supir sudah menunggu kedatangan kami, sehingga kami bisa langsung meninggalkan bandara.
Sebenarnya sih, kami sudah cukup lelah sehingga ingin secepatnya beristirahat di hotel. Tapi perut terasa lapar. Nasi kotak yang dibagikan maskapai tidak cukup untuk mengobati rasa lapar kami. Makanya, kami memutuskan untuk makan dulu. Atas rekomendasi Entis, supir yang mengantar, kami singgah ke sebuah rumah makan yang menyediakan menu khas Bali, Ayam Betutu. Rasanya enak. Apalagi kami juga lapar, maka rasanya jadi semakin enak.
Setelah kenyang, barulah menuju hotel yang sudah dipesan di kawasan Sanur. Karena sudah malam, kondisi hotel remang-remang dan sepi. Kami lihat selintas, arsitekturnya sesuai dengan namanya, tempo dulu. Selain hiasan patung dan taman, ada juga becak yang menghias bagian luar ruangan.
Kami diantar menuju kamar yang sudah dipesan. Ternyata bentuknya seperti cottage. Masing-masing kamar terdiri dari bangunan sendiri yang terpisah. Lengkap dengan halaman yang dibatasi pagar. Begitu yang terlihat, meskipun tidak begitu jelas karena malam.
Bangunan kamarnya benar-benar seperti rumah jaman dulu. Sebagian besar terbuat dari kayu dengan arsitektur penuh ukiran. Bukan hanya bangunannya, perabotan di dalamnya juga. Seperangkat meja kursi, lemari pakaian, dan lain-lain, semua terbuat dari kayu dengan gaya jaman dulu. Ada TV tapi lebih mirip monitor komputer. Kemudian dinding kamar juga dipenuhi hiasan foto hitam putih layaknya gambar jaman dulu.
Yang paling membuat kami surprise, tempat tidurnya juga bergaya tempo doeloe, lengkap dengan kelambu. Jadi, memasuki kamar, kita seperti menonton film Siti Nurbaya, Salah Asuhan, atau kalau yang parno mungkin membayangkan film horor Almarhumah Suzanna. Bahkan Penulis Jadul sendiri sempat deg-degan ketika membuka lemari, membuka gentong di teras depan dan menengok kolong ranjang. Takut tiba-tiba ada yang muncul mengejutkan sebagaimana di film-film horor. Hehehe… Tapi jangan khawatir, semua itu tidak terjadi.
Kondisi kamar mandi mungkin sedikit lebih modern. Karena dilengkapi wastapel, toilet duduk, dan bak rendam serta shower.  Tapi tetap saja ada kombinasi ala jaman dulu, yakni ornamen dari kayu. Sementara pendinginnya digunakan kipas angin.
Meski merasa aneh, setelah mandi dan shalat, tetap saja Penulis Jadul tidur pulas. Beda dengan teman sekamar yang katanya susah tidur. Bangun pagi, baru bisa benar-benar mengamati kamar dari luar. Rasanya, seperti menginap di rumah nenek di kampung. Hanya saja, keluar pagar kamar, kami bisa menemukan kolam renang. Kalo di rumah nenek kan adanya sungai, bukan kolam renang. Hehehe...
Sarapan pagi kami nikmati di ruang makan yang bentuknya seperti kafe kecil. Suasananya, sama tempo dulu, Baik perabot dan hiasannya. Masih dimonopoli foto-foto hitam putih jaman dulu. Kami memesan nasi goreng yang ternyata satu paket dengan buah, kopi atau teh, dan roti. Bila kawan yang lain merasa tidak sesuai dengan selera mereka, Penulis Jadul makan sampai habis. Entah suka atau lapar. Hehehe…
Mungkin karena Penulis Jadul, makanya tinggal dengan suasana tempo dulu merasa asyik-asyik saja. Siapa tahu bisa jadi inspirasi tulisan fiksi berlatar belakang sejarah tempo dulu. Bagaimana menurut kalian?
Banjarbaru, ditulis 4 Februari 2020

Kunjungi, tonton, like, komen, dan subribe juga di channel youtube
Follo Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme

No comments:

Post a Comment

Kepsek Banjarbaru Antusias Daftar Sekolah Penggerak

Para kepala sekolah di Banjarbaru antusias mendaftar Program Sekolah Penggerak (PSP). Antusiasme ini terlihat di Aula Pangeran Antasari, Lem...