Pernahkah
kalian berkhayal kembali ke masa lalu? Penulis Jadul sering. Bahkan menjadikan
khayalan ini sebagai bahan penulisan epik berlatarbelakang sejarah. Tapi baru
sekali Penulis Jadul merasa benar-benar kembali ke masa lalu. Yaitu ketika
menginap di Hotel Puri Tempoe Doeloe, Sanur, Bali.
Begini, ceritanya. Penulis Jadul
berangkat ke Bali dengan rombongan kantor menjelang tahun baru lalu, 29-31
Desember 2019. Nginapnya di Hotel Puri Tempoe Doeloe di daerah Sanur. Teman
pesan lewat aplikasi. Katanya, hampir semua hotel di Bali penuh karena
menjelang tahun baru. Itupun ada 3 teman lagi yang harus menginap di hotel
lain, karena kamar di hotel ini juga
penuh.
Karena penerbangan kami dari Banjarmasin
pukul 19.00 delay sekitar 3 jam, makanya kami sampai di Bandara Ngurah Rai
sudah lumayan malam. Memang sih diberi kotak makan malam untuk mengganjal
perut, tapi tetap tidak bisa menggantikan kekecewaan karena delay. Untungnya, supir sudah menunggu
kedatangan kami, sehingga kami bisa langsung meninggalkan bandara.
Sebenarnya sih, kami sudah cukup lelah
sehingga ingin secepatnya beristirahat di hotel. Tapi perut terasa lapar. Nasi
kotak yang dibagikan maskapai tidak cukup untuk mengobati rasa lapar kami. Makanya,
kami memutuskan untuk makan dulu. Atas rekomendasi Entis, supir yang mengantar,
kami singgah ke sebuah rumah makan yang menyediakan menu khas Bali, Ayam
Betutu. Rasanya enak. Apalagi kami juga lapar, maka rasanya jadi semakin enak.
Setelah kenyang, barulah menuju hotel
yang sudah dipesan di kawasan Sanur. Karena sudah malam, kondisi hotel
remang-remang dan sepi. Kami lihat selintas, arsitekturnya sesuai dengan
namanya, tempo dulu. Selain hiasan patung dan taman, ada juga becak yang
menghias bagian luar ruangan.
Kami diantar menuju kamar yang sudah
dipesan. Ternyata bentuknya seperti cottage. Masing-masing kamar terdiri dari
bangunan sendiri yang terpisah. Lengkap dengan halaman yang dibatasi pagar.
Begitu yang terlihat, meskipun tidak begitu jelas karena malam.
Bangunan kamarnya benar-benar seperti
rumah jaman dulu. Sebagian besar terbuat dari kayu dengan arsitektur penuh
ukiran. Bukan hanya bangunannya, perabotan di dalamnya juga. Seperangkat meja
kursi, lemari pakaian, dan lain-lain, semua terbuat dari kayu dengan gaya jaman
dulu. Ada TV tapi lebih mirip monitor komputer. Kemudian dinding kamar juga
dipenuhi hiasan foto hitam putih layaknya gambar jaman dulu.
Yang paling membuat kami surprise,
tempat tidurnya juga bergaya tempo doeloe, lengkap dengan kelambu. Jadi,
memasuki kamar, kita seperti menonton film Siti Nurbaya, Salah Asuhan, atau
kalau yang parno mungkin membayangkan film horor Almarhumah Suzanna. Bahkan
Penulis Jadul sendiri sempat deg-degan ketika membuka lemari, membuka gentong di
teras depan dan menengok kolong ranjang. Takut tiba-tiba ada yang muncul
mengejutkan sebagaimana di film-film horor. Hehehe… Tapi jangan khawatir, semua
itu tidak terjadi.
Kondisi kamar mandi mungkin sedikit
lebih modern. Karena dilengkapi wastapel, toilet duduk, dan bak rendam serta
shower. Tapi tetap saja ada kombinasi
ala jaman dulu, yakni ornamen dari kayu. Sementara pendinginnya digunakan kipas
angin.
Meski merasa aneh, setelah mandi dan
shalat, tetap saja Penulis Jadul tidur pulas. Beda dengan teman sekamar yang
katanya susah tidur. Bangun pagi, baru bisa benar-benar mengamati kamar dari
luar. Rasanya, seperti menginap di rumah nenek di kampung. Hanya saja, keluar
pagar kamar, kami bisa menemukan kolam renang. Kalo di rumah nenek kan adanya
sungai, bukan kolam renang. Hehehe...
Sarapan pagi kami nikmati di ruang
makan yang bentuknya seperti kafe kecil. Suasananya, sama tempo dulu, Baik
perabot dan hiasannya. Masih dimonopoli foto-foto hitam putih jaman dulu. Kami
memesan nasi goreng yang ternyata satu paket dengan buah, kopi atau teh, dan
roti. Bila kawan yang lain merasa tidak sesuai dengan selera mereka, Penulis
Jadul makan sampai habis. Entah suka atau lapar. Hehehe…
Mungkin karena Penulis Jadul, makanya
tinggal dengan suasana tempo dulu merasa asyik-asyik saja. Siapa tahu bisa jadi
inspirasi tulisan fiksi berlatar belakang sejarah tempo dulu. Bagaimana menurut
kalian?
Banjarbaru, ditulis 4 Februari
2020
Kunjungi, tonton,
like, komen, dan subribe juga di channel youtube
Follo Instagram, FB, Twitter, Wattpad, Inspirasi, dan Plukme



No comments:
Post a Comment