Friday, October 5, 2018

Jangan Nodai Kenangan Indah Kami (Bagian 4)


KULIHATIbu Fadli melangkah tergopoh-gopoh menghampiriku. Aku segera mencuci bersih tanganku yang berlumuran busa detergen. Wajahnya yang kusut dan matanya yang menyimpan kecemasan memberitahuku adanya masalah yang serius.
“Fadli tidak pulang, Milah,” lapor wanita setengah baya itu dengan suara serak. “Apa kamu melihatnya?”
Aku tersengat mendengar berita yang dibawa Ibu Niah, Ibu Fadli itu. Saat ini, tiga hari setelah kerusuhan yang terjadi banyak orang-orang yang dikabarkan hilang. Bagi mereka yang keluarganya tidak pulang-pulang ke rumah patut merasa cemas, sebab ratusan orang ditemukan meninggal dalam gedung yang terbakar akibat kerusuhan, belum diketahui identitasnya.
“Sej… sejak kapan?” tanyaku tanpa bias menyembunyikan kegugupan dalam suaraku.
“Sejak malam itu. Kira-kira jam sepuluh malam dia ke luar rumah. Katanya ingin melihat-lihat keadaan. SUdah ibu larang, tapi dia ngotot. Paling sudah aman, begitu dia bilang. Lalu dia pergi. “ Bu Niah terisak. “Seandainya ibu berkeras untuk melarangnya waktu itu. Seharusnya ibu cegah dia.”
Aku serba salah. Ingin menghibur wanita yang melahirkan orang yang paling kukasihi itu, tapi aku sendiri belum sanggup untuk mengatasi kecemasan yang melanda hatiku.
“Ibu sudah cari ke mana saja?”
“Ke rumah teman-temannya yang ibu kenal. Tapi mereka tidak ada yang tahu di mana Fadli berada. Mereka menyarankan agar ibu mencari di rumah-rumah sakit. Siapa tahu Fadli termasuk korban yang luka. Dan kalo tidak ada, mereka sarankan ibu cari di kantor polisi. Barangkali dia ditangkap. Tapi bagaimana mungkin? Dia kan tidak ikut-ikutan merusuh. Kenapa dia mesti ditangkap?” Tangis Bu Niah makin keras.
Aku memejamkan mata, berusaha menguatkan hatiku sendiri. Kecemasan itu tidak boleh membuatku kehilangan pikiran sehat. Kasihan Ibu Niah! KAsihan Fadli! Aku harus berbuat sesuatu untuk membantu mereka.
“Tunggu sebentar, Bu! Kita akan sama-sama pergi mencarinya. Aku pamit pada ibuku setelah menceritakan masalahnya. Kuminta Itah untuk membereskan cucianku yang masih sebakul lagi. Dalam benakku sudah kurancang tempat mana saja yang akan kudatangi untuk mencari Fadli.

*** Bersambung ke Bagian Berikutnya, ya...! ***

No comments:

Post a Comment

Kepsek Banjarbaru Antusias Daftar Sekolah Penggerak

Para kepala sekolah di Banjarbaru antusias mendaftar Program Sekolah Penggerak (PSP). Antusiasme ini terlihat di Aula Pangeran Antasari, Lem...